Rabu, 05 Agustus 2015

HADITS TENTANG CINTA



Hadits adalah perkataan dan perbuatan dari Nabi Muhammad SAW. Hadits sebagai sumber hukum dalam agama Islam memiliki kedudukan kedua pada tingkatan sumber hukum di bawah Al-Qur'an. Berikut ini adalah beberapa hadits yang berkaitan dengan cinta yang dirangkum dari berbagai sumber. Semoga dengan mengetahui dan mengamalkan hadits-hadits tentang cinta ini, kita dapat mejadi orang yang lebih baik. Wallahu A'lam Bishawab :)

1. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

"Barang siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan tidak memberi karena Allah. Maka ia sesungguhnya telah memperoleh kesempurnaan iman."

2. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah itu ada beberapa orang yang bukan nabi dan syuhada menginginkan keadaan seperti mereka, karena kedudukannya disisi Allah."

Sahabat bertanya:
"Ya Rasulullah, tolong kami beritahu siapa mereka?"

Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam menjawab:

"Mereka adalah satu kaum yang cinta mencintai dengan ruh Allah tanpa ada hubungan sanak saudara, kerabat diantara mereka serta tidak ada hubungan harta benda yang ada pada mereka. Maka, demi Allah wajah-wajah mereka sungguh bercahaya, sedang mereka tidak takut apa-apa dikala orang lain takut, dan mereka tidak berduka cita dikala orang lain berduka cita." (H.R. Abu Daud)

3. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Dan sebagian dari dari tanda-tanda kebesaran Nya adalah Dia menciptakan pasangan–pasangan bagi kalian dari jenis kalian, agar kalian merasa tenang pada pasangan kalian dan Dia menjadikan diantara kalian rasa kasih sayang dan cinta. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda – tanda bagi orang-orang yang berfikir." (Q.S. Ar Rumm, 30 :21)

4. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

"Hiduplah sesukamu maka sesungguhnya kamu akan mati. Cintailah sesuatu sesukamu maka sesungguhnya kamu akan berpisah. Berbuatlah sesukamu maka sesungguhnya kamu akan bertemu dengannya." (H.R. Hakim)

5. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda yang artinya sebagai berikut:

"Syirik itu lebih halus dari perjalanan semut yang halus di atas batu licin, di malam gelap gulita dan serendah – rendahnya syirik adalah engkau mencintai seseorang karena kekurangannya dan membenci seseorang karena ke adilannya. Bukanlah agama itu, kecuali cinta dan benci."

6. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya Allah SWT pada hari kiamat berfirman : Dimanakah orang yang cinta mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan menaungi dengan menunggu-Ku dihari yang tiada naungan melainkan naungan-Ku." (H.R. Muslim)

7. Allah SWT. berfirman:

"Pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang cinta mencintai karena Aku, saling kunjung mengunjungi karena Aku dan saling memberi karena Aku." (Hadits Qudsi)

8.  Bahwa seseorang mengunjungi saudaranya di desa lain, lalu Allah mengutus malaikat untuk membuntutinya. Tatkala malaikat menemaninya malaikat berkata,

Kau mau kemana?

Ia menjawab, "Aku ingin mengujungi saudaraku di desa ini"
Malaikat terus bertanya, "Apakah kamu akan memberikan sesuatu pada saudaramu?"
Ia menjawab, "Tidak ada, melainkan hanya aku mencintainya karena Allah SWT"
Malaikat berkata, "Sesungguhnya aku diutus Allah kepadamu, bahwa Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai orang tersebut karena-Nya". (H.R. Muslim)

9. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

"Tiga perkara, yang barang siapa memilikinya, ia dapat merasakan manisnya iman, yaitu cinta kepada Allah dan Rasul melebihi cintanya kepada selain keduanya, cinta kepada seseorang karena Allah dan membenci kekafiran sebagaimana ia tidak mau dicampakan ke dalam api neraka." (H.R. Bukhari-Muslim)

10. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya seorang muslim apabila bertemu saudaranya yang muslim, lalu ia memegang tangannya (berjabat tangan) gugurlah dosa keduanya sebagaimana gugurnya daun dan pohon kering jika ditiup angin kencang. Sungguh diampuni dosa mereka berdua, meski sebanyak buih dilaut." (H.R. Tabrani)

11. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

"Cintailah kekasihmu sewajarnya saja karena bisa saja suatu saat nanti ia akan menjadi orang yang kamu benci. Bencilah sewajarnya karena bisa saja suatu saat nanti ia akan menjadi kekasihmu." (HR. Al-Tirmidzi)

12. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

"Demi Dzat yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, kalian tidak akan masuk surga sebelum kalian beriman. Kalian tidak akan beriman sebelum kalian saling mencintai. Tidakkah aku tunjukkan kepada kalian mengenai sesuatu yang ketika kalian melakukannya, maka kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian!." (HR. Muslim)

13. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

"ya Allah, berilah aku rezeki cinta Mu dan cinta orang yang bermanfaat buat ku cintanya di sisiMu. Ya Allah segala yang Engkau rezekikan untukku diantara yang aku cintai, jadikanlah itu sebagai kekuatanku untuk mendapatkan yang Engkau cintai. Ya Allah, apa yang Engkau singkirkan diantara sesuatu yang aku cintai, jadikan itu kebebasan untuku dalam segala hal yang Engkau cintai." (H R. Al-Tirmidi)

14. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya orang-orang yang saling mencintai, kamar-kamarnya di surga nanti terlihat seperti bintang yang muncul dari timur atau bintang barat yang berpijar. Lalu ada yang bertanya, "siapa mereka itu?", "mereka itu adalah orang-orang yang mencintai karena Allah 'Azzawajalla." (HR. Ahmad)

LINE : @ Islam [ User ID : @kbi6840i ]
islam-surga.blogspot.com

http://islam-surga.blogspot.com/2015/08/hadits-tentang-cinta.html

Senin, 03 Agustus 2015

DI BALIK KESULITAN ADA KEMUDAHAN



DI BALIK KESULITAN ADA KEMUDAHAN

Ketika kamu tetap tersenyum, meskipun merasa sakit... .
Ketika kamu tetap memberi, meskipun tak pernah dibalas... .
Ketika kamu tetap ceria, meskipun terluka... .
Ketika kamu tetap diam, meskipun perih... .
Dan ketika kamu bahagia, meskipun kehilangan.... .
Di situlah ketulusan hati sedang diuji... .
Kesedihan mengajarkan tentang indahnya kebahagiaan... .
Seperti juga sakit, mengajarkan tentang nikmatnya sehat... .
Dan apabila sakit, Allah subhanahu wa ta'ala yang menyembuhkannya... .
Seringkali kita berputus asa tatkala mendapatkan kesulitan atau cobaan. .
Padahal Allah subhanahu wa ta'ala telah memberi janji bahwa di balik kesulitan ada kemudahan, pasti ada jalan keluar yang begitu dekat..

LINE : @ Islam [ User ID : @kbi6840i ]
islam-surga.blogspot.com

http://islam-surga.blogspot.com/2015/08/di-balik-kesulitan-ada-kemudahan.html

Ya Allah anugerahkanlah suami/istri yg menjadi penyejuk mata dan penentram hati ini


Ya Allah anugerahkanlah suami/istri yg menjadi penyejuk mata dan penentram hati ini.
Jadikan cinta diantara kami indah lagi suci.
Cinta yg Engkau Ridhai.
Cinta yg kan membawa kami ke surga yg abadi..

Aamiin

via Teladan Rasullah Line

LINE : @ Islam [ User ID : @kbi6840i ]
islam-surga.blogspot.com

http://islam-surga.blogspot.com/2015/08/ya-allah-anugerahkanlah-suamiistri-yg.html

BERSEGERALAH MENUJU ALLAH



" BERSEGERALAH MENUJU ALLAH "

Jika kau memperhatikan perintah-NYA,maka kau akan temukan ALLAH memperhatikan kebutuhanmu.. Jika kau mendekati ALLAH,maka kau akan temukan ALLAH selalu ada dengan pertolongan-NYA untukmu.. Dan jika kau mencintai ALLAH maka kau akan temukan ALLAH dengan segala keridhoan-NYA untukmu.. Jika saat ini kau sedang berjalan dalam taubat menuju ampunan ALLAH,maka kau akan temukan pintu kecintaan ALLAH terbuka untukmu.. Maka bersegeralah kepada-NYA, karena hidup hanya sesaat..

via Teladan Rasullah

LINE : @ Islam [ User ID : @kbi6840i ]

islam-surga.blogspot.com

http://islam-surga.blogspot.com/2015/08/bersegeralah-menuju-allah.html

JANGAN CARI AKU DI MASA LALU KU


JANGAN CARI AKU DI MASA LALU KU

Semua orang mempunyai masalalu. Entah itu masalalu yg baik ataupun yg buruk. Ukhti fillah, jangan ragu dengan hijrahmu.. Seperti apapun kamu di masalalu, Allah punya rencana sendiri untuk membuatmu menjadi seperti sekarang ini. 
Dari yg dulu belum mengenal jilbab, kemudian mencoba mengenakan walaupun masih dengan cara2 yg rumit, sampai pada akhirnya mengenakan jilbab sesuai syariat. 
Akan sangat lebih baik bila terlambat daripada TIDAK SAMA SEKALI bukan?
Pertahankan hijrahmu ukhti.. Jadilah wanita yang TAAT kepada Nya.
Dan untuk orang yg masih men judge dari masalalu mu, Bismillah.. Do'akan saja dia smile emotikon
Hamasah!

#beraniberhijrah.
via @ootdhijabsyarie

LINE : @ Islam [ User ID : @kbi6840i ]
islam-surga.blogspot.com

http://islam-surga.blogspot.com/2015/08/jangan-cari-aku-di-masa-lalu-ku.html

Pacaran 7 Tahun, Cerai Setelah 7 Bulan Nikah


PACARAN 7 TAHUN, CERAI SETELAH 7 BULAN NIKAH


WANITA:  “Ustadz, apakah dalam Islam ada yang namanya pacaran?”

Ustadz: “Dalam Qur’an surat Al-Isrz ayat 32 Allah menegaskan, ‘Dan janganlah kamu mendekati zina, (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.’ Nah, pacaran itu salah satu jalan mendekati zina.”

Wanita: “Tapi bagaimana dong caranya kita kenal dengan calon suami kita. Emangnya kita mau beli kucing dalam karung?”

Ustadz: “Mbak sepertinya orang cerdas. Pasti bisa jawab pertanyaan ini. Coba kalau seorang penjual ingin dagangannya cepat laku. Apa yang mesti dia lakukan?”

Wanita (Mengernyitkan dahinya):  “Mm… kebetulan saya dulu jurusan manajemen, saya coba jawab ya. Jadi gini, sang pedagang pasti akan berusaha supaya si pembeli tertarik. Iklannya harus menarik,packaging-nya harus keren, diskon besar, mm… ya gitu deh. Ih ustadz kok malah nanya balik?”

Ustadz: “Terimakasih Mbak, tepat sekali jawabannya. Itulah bedanya orang yang menikah dengan cara pacaran dan cara ta’aruf yang disukai Allah”.

Wanita: “Maksud Ustadz gimana sih? Makin bingung deh! Iya kan jama’ah?” (sambil melihat pada para jama’ah).

Ustadz: “Saat seseorang berpikir bahwa pacaran bisa membuat dirinya lebih mengenal calon pasangan hidupnya. Sebenarnya yang sedang dilakukan dirinya adalah memperindah kemasan alias topeng dirinya supaya calon pasangannya suka dengan dirinya.

“Misalnya, kalau jalan berdua pasti pake baju paling bagus, sisiran paling rapi, mobil kalau lelaki pake mobil bagus walau modal pinjem, sampe nraktir walau pake uang pinjaman kanan kiri.

“Wanitanya juga demikian, ia akan berdandan bak artis, pake make up tebal biar si pacar makin demen. Nah apakah selama 2 tahun jalan berdua mereka sudah mengenal 100 persen pasangannya? Saat menikah ketahuan deh ternyata lelakinya gak punya mobil, males-malesan, atau justru wanitanya cantik hanya saat dimake up, konsumtif, dan bau badan misalnya. Wajar, kalau akhirnya banyak terjadi pacaran 7 tahun, cerai setelah 7 bulan nikah”.

Wanita: “I… iya juga sih Ustadz. Tapi bagaimana cara kita mengenal calon pasangan kita? Nikah kan sekali seumur hidup?”

Ustadz: “Inilah indahnya Islam, Mbak. Islam sangat menjunjung tinggi nilai pernikahan. Maka untuk masa pengenalan ada namanya ta’aruf. Dalam jangka waktu itu setiap pasangan diperkenankan mencari tahu selengkap mungkin tentang kepribadian, kesehatan juga latar belakang keluarga calon.

“Tentunya dengan tidak berdua-duaan, sms mesra, atau kegiatan yang mendekati zina lainnya. Kalau memang ada kepentingan bisa sms sekedarnya atau lewat perantara saudara. Saat ada yang mau didiskusikan untuk ke jenjang pernikahan harus ditemani mahromnya. Biar tidak terjadi fitnah”.

Wanita: “Ribet banget sih. Mau nikah aja sulit banget!”

Ustadz: “Lebih sulit lagi kalau orang tua membiarkan anak wanitanya jalan berdua dengan calon yang belum pasti menikahinya. Namun yang sudah pasti bermaksiat dengannya.

“Berapa banyak yang pulang hilang kehormatannya. Lalu dijauhi begitu saja oleh sang lelaki saat sudah menikmati manisnya? Di sinilah Islam menjaga harga diri dan kehormatan wanita.”

Wanita (Mulai paham): “Ustadz, tapi apakah seorang wanita yang banyak dosa dan masa lalunya kelam bisa dapatkan suami yang sholeh?”

Ustadz: “Jangan takut Mbak, ampunan Allah begitu besar. Insya Allah jika kita terus menyucikan diri maka Allah akan memberikan jodoh terbaik bagi diri kita. Insya Allah.”

Wanita: “Terima kasih, Ustadz. Do’akan agar saya dan para wanita lainnya bisa bertaubat dan menjadi sebaik-baik wanita yang dicintai Allah dan mendapatkan jodoh lelaki sholeh seperti Ustadz.”

Ustadz: “Aamiin. Barokallahufikum…” [ia]

via http://sisteminformasibisnisesq.blogspot.com/2015_03_01_archive.html

LINE : @ Islam [ User ID : @kbi6840i ]
islam-surga.blogspot.com

http://islam-surga.blogspot.com/2015/08/pacaran-7-tahun-cerai-setelah-7-bulan.html

Pacaran Itu Haram Dalam Islam. Ini 10 Cara Jitu untuk Menolak Ajakan Pacaran



Pacaran Itu Haram Dalam Islam. Ini 10 Cara Jitu untuk Menolak Ajakan Pacaran


Ada beberapa akhwat yang berani berkata “NO” bahkan sebelum sang lelaki berani melangkahkan kaki. Iman mereka begitu menghujam bumi. Bahkan angin cinta monyetpun tak mampu menggoyah keyakinan mereka. Tapi ada juga akhwat yang maju-mundur. Ini adalah tipikal akhwat yang sempat berfikir “Aduh.. terima gak ya.. dia kan sholeh.. ganteng lagi!”. Nah, untuk mereka-mereka inilah tulisan ini mimin buat. Semoga bisa membantu.


Oya, penulis berusaha keras agar 10 solusi ini bersifat Islami. Alias tidak memberi harapan kosong. Kalau enggak ya enggak. Jangan bilangnya “Abis lulus SMA aja pacarannya..” atau jenis harkos-harkos lainnya. Ingat, Pacaran itu mendekati zina di abad 21.
Cara nolak ini terbagi atas 4 Level : SOFT, MEDIUM, HARD dan COUNTER ATTACK. Gunakan secara bijak ya, sesuai kebutuhan. 😀

LEVEL SOFT

1. Katakan : “Saya bukan akhwat yang mencari jodoh dengan pacaran”

Jujur aja. Dalam Islam jodoh tidak dicari lewat pacaran. Jodoh dicari lewat perkenalan dan komitmen untuk membangun rumah tangga. Cara mengetahui komitmen adalah saling terbuka satu sama lain. Kalau cocok lanjut, kalau tidak cocok maka tak perlu berkomunikasi lebih jauh. Banyak saudara kita yang menamainya taaruf.

2. Katakan : “Saya diminta orang tua untuk tidak berpacaran”

Nah, kalau jurus yang ini melibatkan kekuatan orang tua. Siapa tahu si tersangka adalah orang yang menghormati orang tua. Dengan menjelaskan keinginan orang tua dan ekspektasinya selama sekolah diharap hal itu akan menyurutkan langkah si cowok dan malu mendekati akhwat yang taat pada orang tua.

3. Katakan : “ Saya manusia lemah, pacaran hanya akan membuatmu semakin lemah”

Ini menggunakan trik psikologi. Namanya rendah hati. Kebanyakan lelaki mencari pacar hanya untuk kesenangan atau mengejar gengsi. Sampaikan bahwa kita tidak butuh gengsi. Sebagai makhluk yang lemah, kita bisa jadi menyusahkan orang lain, Apalagi dengan pacaran. Status gak jelas, makin nambah susah aja deh.
Gunakan 3 jurus di atas untuk lelaki penembak yang rada alim. Berdoalah agar dia mengurungkan niatnya dan kembali ke jalan yang benar.

LEVEL MEDIUM

Bagaimana dengan tukang tembak yang terus maju? Biasanya lelaki ini sulit menyerah dan akan mencari-cari alasan yang bisa mematahkan ketiga argumen di atas. Jurus gombal gembel dipakai untuk memuluskan langkah. Jika IYA,  Lanjutlah dengan menggunakan gaya menolak level MEDIUM :

4. Katakan : “Saya lebih mencintai Allah. Dan Allah benci jika saya mendekati Zina. Lupakan berpacaran dengan saya”

Ini menunjukkan jati diri kamu sebagai akhwat yang taat pada Allah sekaligusmembenci kemunkaran. Beri penekanan bahwa pacaran itu adalah sesuatu yang amat Allah benci. Aktivitasnya sangat Allah tidak sukai, begitupun para pelakunya. Pacaran hanya akan membawa pada kemaksiatan dan kesia-siaan.

5. Katakan ; “Pacaran adalah budaya barat. Itu tidak ada dalam Islam”

Rasulullah pernah bersabda, bahwa barangsiapa yang mengikuti ritual suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut. Pacaran bukanlah budaya Islam. Dia budaya barat yang mengagungkan kebebasan tanpa ada aturan mengikat. Coba direnungi. Pacaran ada aturannya gak? Gak ada. Jadi, sampaikan padanya bahwa kamu gak suka melakukan sesuatu yang tidak ada aturan di dalamnya.


6. Katakan : “Pacaran berbeda dengan menikah. Menikah itu berkomitmen membangun rumah tangga. Pacaran tidak ada komitmen apa-apa selain setia”

Semua kegiatan kita haruslah jelas mau dibawa kemana. Coba tanyakan tersangka. Dia mau bawa kegiatan pacaran ke arah mana. Kalau jawabannya “Ya, kita jalani aja”, berarti kalau pacaran membawa ke kemaksiatan maka aturannya : “Ya, kita jalani aja”. Yaiikss…!

LEVEL HARD

Gunakan cara ini kalau memang tersangka itu sudah terkena virus GCBMH (Gila Cinta Buta Mata Hati). Sesuatu yang keterlaluan harus dicegah dengan tegas.

7. Katakan : “Kita ini udah temenan baik.. kalau saya bilang enggak ya enggak. Kalo maksa, mending gak temenan sekalian”

Wooww… ini namanya AKPER alias Akhwat Perkasa. Pasang muka judes biar dramatis. Berteman dengan lawan jenis itu seperti main samurai. Bagus kalau dijaga batas-batasnya. Mematikan kalau dipakai seenaknya. Daripada resiko mening gak usah temenan sekalian. Anggap aja kenalan ketemu di facebook. Gak lebih deket dari itu.

8. Katakan : “Pacaran itu mendekati zina. Zina itu haram, Mendekatinya juga haram”

Sampaikan pemahaman tentang zina dan terlarangnya manusia mendekati zina. Pacaran itu awalnya hanya bicara-becanda. Setelah itu bicara-becanda-berdua. Setelah itu bicara-bercanda-berdua-berdekatan. Setelah itu bicara-becanda-berdua-berdekatan-berpegangan. Setelah itu bicara-becanda-berdua-berdekatan-berpegangan-berpelukan. Setelah itu bicara-becanda-berdua-berdekatan-berpegangan-berpelukan-berciuman. Setelah itu bicara-bercanda-berdua-berdekatan-berpegangan-berpelukan-berciuman-buka-bukaan. Lalu fatalnya adalah bicara-bercanda-berdua-berdekatan-berpegangan-berpelukan-berciuman-buka-bukaan-BERZINA. Hooeeekkkk..!!

9. Katakan : “Mana ada Pacaran membawa pelakunya ke Surga?? Semua yang pacaran kalau mati di tengah jalan pasti masuk neraka!!”

Beneran Sis. Renungi deh hadits ini :

“Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik daripada menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya” (Hadits Riwayat At Tabrani dan Baihaqi).

Menyentuh aja lebih buruk dari kepala yang ditusuk besi. Kalau full package dengan pacaran satu set :

bicara-bercanda-berdua-berdekatan-berpegangan-berpelukan-berciuman-buka-bukaan-BERZINA

kayak gimana tuh siksaannya di akhirat?

LEVEL BONUS : COUNTER ATTACK

Khusus level 10 ini mimin gak nganjurin untuk ditolak dan jadi-temen-biasa-aja-ya. Justru ajakan dia harus “diluruskan”. Caranya? Ajak dia untuk MENIKAHIMU.

10. Katakan : “Kamu gak gentle banget sih? Kalau berani datangi orang tuaku dan NIKAHI AKU”

Tsaahh….! Ini baru namanya solusi islami jika antar lawan jenis memiliki riak-riak cinta. Jadikan ia berkah dengan melakukan sunnahnya : MENIKAH!
Lihat wajah tersangka ketika kamu mengatakan itu. Jika wajahnya takut dan kaget, berarti dia hanya mau main – main sama kamu. Gak ada keseriusan. Gak usah diladenin lagi lelaki seperti itu. Menikah yang jelas – jelas membawa pelakunya ke surga malah takut, sementara pacaran yang menggiring pelakunya ke neraka dia malah berani. Udah gila kayaknya tuh lelaki.
Punya jurus – jurus lain Sis? boleh tambahin di kolom komentar.

via youth.itsar.org, akhwatmuslimah.com

LINE : @ Islam [ User ID : @kbi6840i ]

islam-surga.blogspot.com

http://islam-surga.blogspot.com/2015/08/pacaran-itu-haram-dalam-islam-ini-10.html

ANAK SOLEH & SOLEHAH ADALAH INVESTASI AKHIRAT.



ANAK SOLEH & SOLEHAH ADALAH INVESTASI AKHIRAT.

Kalau mau pilih, ingin punya rumah besar atau ingin punya anak yang sholeh dan sholehah?

Punya rumah besar, tidak salah kok milih rumah yang besar. Kita sebagai umat muslim juga butuh tempat tinggal yang nyaman dan luas.

Punya anak yang sholeh dan sholehah, in syaa Allah ini jawaban yang tepat.

Kenapa harus mempunyai anak yang sholeh dan sholehah?

Hidup ini teramat singkat jika kita hanya memikirkan dunia, pikirkanlah akhirat dimana kita akan hidup selamanya disana.

Anak sholeh dan sholehah in syaa Allah adalah investasi akhirat kita.

Selama kita mempunyai anak yang sholeh dan sholehah, in syaa Allah di dalam akhirat, kita akan hidup bahagia.

Bagaimana tidak, anak yang sholeh dan sholehah in syaa Allah selalu mendo'akan orang tuanya.

"Apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia, maka terputuslah semua (pahala) amal perbuatannya kecuali tiga macam perbuatan, yaitu amal jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang mendoakannya" (Hadis Riwayat Muslim).

Yuk persiapkan diri dari sekarang. Persiapkan diri untuk menjadi orang tua yang bisa mengajarkan anak agar menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Aamiin.

Semoga bermanfaat.

via @Generasi_Kaffah

LINE : @ Islam [ User ID : @kbi6840i ]
islam-surga.blogspot.com


http://islam-surga.blogspot.com/2015/08/anak-soleh-solehah-adalah-investasi.html

Minggu, 02 Agustus 2015

Anak Gadis Masa Kekinian





Tawa renyah, pipi bersemu merah, senyum tersipu malu-malu.. Masihkah?

Masih seperti inikah gambaran gadis-gadis masa kini?

Anak-anak polos yang kini berubah menjadi liar, tidak peduli, tidak takut, dan tidak malu ketika bercampur baur dengan laki-laki bukan mahram.

Anak Gadis Masa Kekinian

Orang tua yang bangga anak gadisnya memiliki pergaulan luas, tidak peduli dengan laki-laki ataupun perempuan, punya pacar dianggap suatu prestasi.

Ketika anak gadis mereka dijemput dan diantar lawan jenis yang bukan mahramnya, mereka malah berpesan, “Tolong jagakan anak saya ya.” Tidakkah mereka sadar anak mereka dititipkan kepada “macan”, yang siap menerkam kapan saja. Apalagi jelas setan tidak akan tinggal diam melihat hal ini.

Jangan sampai kalian menyesal ketika telah muncul “penanda dosa” berupa cucu yang belum kalian rencanakan, bahkan kematian anak perempuan kalian karena komplikasi melahirkan yang tidak aman atau karena akibat lain yang sama celanya.

مَنْ بُـلِيَ مِنْ هَذِهِ الْبَنَاتِ شَيْئًا فَأَحْسَنَ إِلَيْهِنَّ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ

“Barangsiapa yang diberi cobaan dengan anak perempuan kemudian ia berbuat baik pada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka.” (HR. Al-Bukhari no. 1418 dan Muslim no. 2629).

Jagalah anak-anak gadismu wahai para ayah dan para ibu, tumbuhkanlah iman dan rasa malu di hati mereka. Mereka bisa menjadi jalan menuju surga bila kita mampu mendidik dengan benar, sebaliknya bisa juga menarik kita ke dalam api neraka bila kita menunjukkan jalan yang salah.



Penyusun: Siti Hardiyanti Adam
Pemuraja’ah: Ustadz Ammi Nur Baits
Artikel Muslimah.or.id

via blog.berdakwah.net

LINE : @ Islam [ User ID : @kbi6840i ]
islam-surga.blogspot.com

http://islam-surga.blogspot.com/2015/08/anak-gadis-masa-kekinian.html

Dicari ! Suami ideal..



Dicari ! Suami ideal..

Banyak suami yang merasa telah berperan besar dengan mencari nafkah, lalu merasa mendapat pembenaran untuk tidak mau tahu dengan urusan rumah. Mengurus anak, pekerjaan rumah tangga, hingga hal-hal yang lebih kecil dari itu, seperti “wajib” dibebankan pada istri semata.

Itulah salah satu “egoisme” suami yang banyak kita jumpai dalam kehidupan rumah tangga saat ini. Terlihat sepele, namun sejatinya cukup menggerogoti harmonisasi dalam keluarga. Apalagi bara egoisme itu terus disulut dengan sikap suami yang lebih senang menuruti kesenangan pribadi: menonton sepak bola, memancing, main game, internetan, nongkrong bersama teman-temannya, atau malah terlampau asyik dengan pekerjaan kantornya. Alih-alih bicara kepedulian, waktu pun seperti tiada untuk keluarga.

Suami Ideal

Patut disadari, suami dengan segala karakternya, jelas dominan memberi warna dalam rumah tangganya, karena ia adalah kepala rumah tangga. Pada dirinya kepemimpinan itu berada, pada dirinya keteladanan harus ditampakkan, dan di pundaknya tugas mencari nafkah itu dibebankan. Dengan sederet tanggung jawab yang besar itu, rumah tangga jelas membutuhkan karakter suami yang bisa memimpin, membimbing, tegas, cepat dan tepat dalam mengambil keputusan, bisa memberi teladan, tidak pantang menyerah, ulet dalam bekerja dan mencari nafkah, dan sebagainya. Sudahkah ini semua dimiliki seorang suami?



Pada kenyataannya, kita justru menjumpai yang sebaliknya. Banyak suami yang tidak punya visi dalam berumah tangga, hingga terkesan nekat ketika memasuki gerbang pernikahan. Usaha/pekerjaan apa yang akan ditekuni, akan tinggal di mana setelah berumah tangga, seperti jauh dari rencana. Ada suami yang masih tinggal jadi satu dengan orang tua dalam keadaan belum punya pekerjaan, justru merasa nyaman-nyaman saja padahal segala kebutuhan rumah tangganya masih di-support orang tuanya. Galibnya, sebagai kepala rumah tangga, ia dituntut untuk menafkahi keluarganya, tidak berlindung di balik kata tawakal untuk menutupi kemalasan dan keputusasaannya.

Parahnya, dalam keadaan yang serba kekurangan ini banyak suami yang justru emosional. Menuruti emosi, ancaman cerai sedikit-sedikit ditebar. Seolah-olah cerai itu adalah perkara remeh yang tidak punya konsekuensi apa pun. Seakan-akan dengan ancaman cerai dia telah menjadi laki-laki sejati, superior, dan membuat wanita tak berdaya. Bahkan, ada yang menjadi ringan tangan demi menutupi “kegagalannya”.

Ada pula yang sebaliknya. Suami dikaruniai rezeki yang luas, namun dia justru pelit memberi nafkah kepada keluarganya. Bahkan, dia menyalahgunakan kepercayaan istri untuk bermaksiat di luar rumah, berfoya-foya hingga selingkuh. Ada juga tipe suami yang tertutup, tidak mau terbuka kepada istrinya, dari soal pekerjaan atau penghasilannya, lebih-lebih uangnya ke mana saja dibelanjakan.

Padahal istri butuh tipe suami yang terbuka, mau mendengarkan dan mengajaknya bermusyawarah, perhatian, tidak otoriter, dan tidak selalu merasa benar sendiri. Akan tetapi, alih-alih penuh pengertian, sabar, dan pemaaf, banyak suami yang justru tidak mau menganggap, bahkan tidak mau mengingat jasa istri sama sekali.

Itu baru soal karakter. Pertengkaran rumah tangga yang bisa berujung perceraian juga tidak jarang dipicu dari kebiasaan sepele. Seperti suami yang jorok, kurang memerhatikan penampilan, kerapian rambut atau pakaian, dsb.

Sederet sifat atau kebiasaan jelek suami bisa jadi akan panjang dibeberkan di sini. Intinya, sebisa mungkin kita menghindari hal-hal yang bisa menyuntikkan kebencian dalam rumah tangga. Menjadi ideal tidak berarti menjadi pribadi yang sempurna, tetapi ini tetap bisa diupayakan selama kita mau berusaha, insya Allah.



Asysyariah.com

via http://al-uyeah.blogspot.com/2015/06/dicari-suami-ideal.html

LINE : @ Islam [ User ID : @kbi6840i ]

islam-surga.blogspot.com

http://islam-surga.blogspot.com/2015/08/dicari-suami-ideal.html

Sabtu, 01 Agustus 2015

Cara Menenangkan Hati..



Menenangkan hati diperlukan ketika hati sedang gelisah. Ketika masalah terjadi yang mengakibatkan kegelisahan, menenangkan hati menurut Islam menjadi pilihan. Hidup tidak mungkin tanpa masalah karena sudah menjadi fitrah manusia. Lalu bagaimana cara menenangkan hati dalam Islam?

Cara menenangkan hati dalam Islam diantaranya adalah dengan berdzikir mengingat Allah. Dengan berdzikir, kita akan merasa bahwa masalah yang terjadi adalah atas kehendak-Nya. Allah sedang menguji kita dengan masalah tersebut.

Selain berdzikir mengingat Allah SWT, ada beberapa cara menenangkan hati dalam Islam yang bisa menjadi penawar kegelisahan yang terjadi. Yakinlah bahwa Allah tidak akan menguji hamba-Nya kecuali dalam batas kemampuannya.

SABAR
Dengan kesabaran, manusia akan lebih bisa menghadapi masalah yang berat sekalipun. Ketika Nabi Muhammad SAW menghadapi cobaan selalu dihadapi dengan kesabaran. Menenangkan hati dengan sabar sesuai dengan firman Allah yang artinya “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (Qs. Al-Baqarah 153).

Cara Menenangkan Hati dalam Islam
BERPIKIRAN POSITIF
Selalu berpikiran positif atau positive thinking sangat membantu untuk menenangkan hati yang sedang gelisah. Jangan sampai kita memiliki pikiran yang negatif tentang masalah yang sedang terjadi, apalagi sampai menyalahkan atau menuduh bahwa Allah tidak bertindak adil terhadap diri kita. Allah tidak akan menguji hamba-Nya di luar batas kemampuannya.

Untuk menenangkan hati, Allah telah berjanji bahwa ada kemudahan dalam setiap kesulitan sebagaimana firman Allah yang artinya “Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Qs Al-Insyirah 5-6).

BERDZIKIR (MENGINGAT ALLAH)
Cara menenangkan hati dalam Islam sebagaimana yang telah dijelaskan di atas adalah dengan mengingat Allah, kita dapat menghadapi persoalan dengan lebih tenang. Allah telah berjanji, bagi siapa saja yang mengingat-Nya, maka di dalam hatinya akan terisi dengan ketentraman.

Satu hal yang harus diingat, untuk dapat menenangkan hati, dzikir tidak hanya dilakukan sebatas ucapan lisan dan atau hati saja. Dzikir kepada Allah merupakan rangkaian kegiatan yang melibatkan hati, lisan, dan perbuatan yang tidak dapat dipisahkan.

Sebagaimana firman Allah yang artinya “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenteram” (Qs Ar-Ra’du 28).

SHOLAT
Sholat merupakan ibadah yang bisa menenangkan hati, penangkal dan penawar berbagai penyakit hati yang bersarang di dalam dada manusia. Sholat merupakan aktivitas komunikasi langsung dengan Allah yang menggenggam dan menguasai segala hati, yang menciptakan penyakit dan yang menyembuhkannya tanpa rasa sakit.

Jadi, untuk cara menenangkan hati dalam Islam adalah dengan bersabar, berpikir positif, berdzikir mengingat Allah, dan sholat. Karena semua itu adalah solusi segala persoalan, termasuk masalah penyakit hati seperti rasa gelisah, resah, gundah, gulana, galau dan lain sebagainya.

Demikianlah cara menenangkan hati dalam Islam ini, semoga dapat berguna dan bermanfaat untuk kita semua. Amin ya robbal ‘alamin. 

via : http://lifestyle.blog-guns.com/

LINE : @ Islam [ User ID : @kbi6840i ]
islam-surga.blogspot.com

http://islam-surga.blogspot.com/2015/08/cara-menenangkan-hati.html

Pengetahuan Islam # 1 | Islam @ LINE | Islam @ LINE Account



Dakwah, menyampaikan pesan Islam kepada non-Muslim, adalah kewajiban umat Islam. Allah SWT memerintahkan dan menuntun kita dalam Al Qur'an untuk melakukan dakwah (dengan aturan-aturan tertentu):

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. 16:125)

Empat kata kunci yang harus digarisbawahi dalam ayat ini adalah "serulah", "manusia", "pelajaran yang baik", dan "cara yang baik". Banyak pendakwah dan organisasi Islam di seluruh dunia menjalankan kegiatan-kegiatan dakwah mereka berdasarkan ayat ini.

Bagi mereka, mengundang seseorang untuk masuk Islam berarti dengan lembut mengajak, peduli, santun, dan sebagainya. Sebagai contoh, kita tidak bisa “mengundang” seorang non-Muslim untuk memahami tentang Islam, atau belajar Islam, atau membuat dia tertarik kepada Islam, dengan memanggilnya kafir, manusia najis, atau nama-nama buruk lainnya. Rasulullah s.a.w bahkan tidak membolehkan para penyembah berhala (yang bukan saja menentang ajaran Rasulullah, tapi juga melemparinya dengan kotoran unta, mengasingkan umat Muslim selama tiga tahun dan membunuh sahabat-sahabat terdekatnya, dan sebagainya) dicela dalam sebuah puisi bernada sarkasme oleh Hassan bin Tsabit yang mengatakan “Bagaimana kalau sebenarnya aku bersaudara dengan mereka?” (H.R. Bukhari, dari Aisyah)

Kita harus mengikuti sunnah Rasulullah s.a.w dengan tidak menghina orang lain. Dengan begitu, kita harus memiliki akhlaq yang baik, seperti yang diajarkan oleh Islam, dan dengan demikian menjadi penyeru-penyeru Islam yang terbaik, dan begitulah seharusnya sifat para da’i sejati. Seorang Muslim yang membuat nama Islam menjadi buruk dengan berperilaku ekstrim, keras, emosinya tinggi, tidak mau mendengarkan pendapat orang lain, berpikiran sempit, dogmatis, dan hal-hal lain yang tidak diajarkan dalam Islam, hanya akan membuat pekerjaan para da’i menjadi lebih sulit. Orang-orang seperti itu hanya membuat nama Islam semakin buruk di zaman sekarang, dimana banyak orang yang berpandangan negatif terhadap Islam.

Kita juga harus mengingat perintah dari Allah kepada Nabi Musa a.s dan Harun a.s:

“Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut." (Qur'an 20:43 -44)

Bahkan kepada Fir’aun, yang telah membunuh banyak orang tak bersalah dengan merebusnya dalam ketel minyak yang mendidih, yang telah mengaku dirinya sebagai tuhan, kita harus berbicara dengan lemah-lembut, apalagi kepada orang-orang yang lebih baik daripadanya.

Kata penting berikutnya adalah “manusia.” Ini berarti SEMUA MANUSIA, tanpa terkecuali. Setiap non-Muslim adalah calon muallaf yang bisa mendapatkan hidayah meskipun mereka sangat anti-Islam atau berperangai buruk. Ingatlah bahwa Umar bin Khattab r.a dan Khalid bin Walid r.a, sebelum mereka berdua masuk Islam adalah orang yang sangat anti-Islam. Seorang Muslim tidak boleh terlalu memilih-milih kepada siapa dia berinteraksi. Setidaknya ada tiga alasan untuk hal ini: 

1. Lebih baik bagi kita untuk menjelaskan Islam kepada siapapun, meskipun sikap mereka memusuhi, sinis, dan kritis, daripada membiarkan mereka belajar sendiri dan ternyata belajar dari sumber yang salah, atau lebih buruk lagi, belajar dari website-website anti-Islam, dsb. Dengan berdakwah, setidaknya kita bisa mengenalkan ajaran Islam yang sebenarnya kepada mereka. ‘Menurut anda ini hanya buang-buang waktu? Bacalah alasan nomor 2.

2. Tujuan berdakwah bukanlah untuk menjadikan non-Muslim masuk Islam, melainkan untuk menyampaikan pesan Islam kepada mereka dengan cara terbaik yang kita bisa, dan hal itu berarti “dengan hikmah dan pengajaran yang baik.” Penerimaan atau penolakan mereka terhadap Islam terserah kepada mereka. Kesuksesan dari dakwah tidak berada di tangan kita. Hanya Allah yang punya kekuatan memberikan hidayah (petunjuk) kepada siapapun yang dikehendaki-Nya, bahkan Nabi Muhammad s.a.w pun tidak punya kekuatan untuk hal itu. Ingatlah bahkan Nabi Muhammad s.a.w  tidak bisa mengislamkan Abu Thalib, pamannya sendiri,.

3. Seorang Muslim yang pernah mencoba untuk mendapatkan perhatian dari non-Muslim tentu pernah mengalami kesulitan dalam berdakwah. Tentu saja berdakwah kepada non-Muslim tidak semudah berdakwah kepada Muslim yang taat, misalnya mereka yang sering pergi ke masjid, menghadiri ceramah Islam, seminar, program dakwah, dsb, dan mereka yang sudah tertarik kepada Islam.

@lampuislam

LINE : @ Islam [ User ID : @kbi6840i ]
islam-surga.blogspot.com

http://islam-surga.blogspot.com/2015/08/pengetahuan-islam-1-islam-line-islam_1.html

Apakah Pemakai Akik Wudhunya Tidak Sah?



Apakah Pemakai Akik Wudhunya Tidak Sah?


Kaidah yang berlaku dalam aturan wudhu, bahwa jika ada bagian anggota wudhu yang tertupi benda tertentu, sehingga menghalangi air untuk mengenai kulit, maka wudhunya batal dan wajib diulang.

Dari Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,

أَنَّ رَجُلًا تَوَضَّأَ فَتَرَكَ مَوْضِعَ ظُفُرٍ عَلَى قَدَمِهِ فَأَبْصَرَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: «ارْجِعْ فَأَحْسِنْ وُضُوءَكَ» فَرَجَعَ، ثُمَّ صَلَّى

Ada seseorang yang berwudhu lalu dia membiarkan seluah satu kuku di jari kakinya tidak terkena air. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memperhatikannya dan menyuruhnya,



”Kembali, ulangi wudhumu dengan baik.”

Orang inipun mengulangi wudhunya, lalu dia shalat. (HR. Muslim 243).

Dalam riwayat Ahmad, dicertitakan,

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى رَجُلًا يُصَلِّي، وَفِي ظَهْرِ قَدَمِهِ لُمْعَةٌ، قَدْرُ الدِّرْهَمِ لَمْ يُصِبْهَا الْمَاءُ ” فَأَمَرَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُعِيدَ الْوُضُوءَ “

Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat seseorang shalat, sementara di punggung kakinya ada selebar koin yang belum tersentuh air. Kemudian beliau menyuruh orang ini untuk mengulangi wudhunya. (HR. Ahmad 15495 dan dinilai hasan oleh Syuaib al-Arnauth).

Apakah Pemakai Akik Wudhunya Tidak Sah?

Berdasarkan hadis di atas, para ulama menegaskan bahwa wudhu tidak sah, jika masih ada bagian anggota wudhu yang tidak terkena air. Meskipun itu hanya seluas koin atau kuku di jari kaki. Ketika wudhu batal, maka shalat yang dikerjakan juga batal.

Ketika menjelaskan hadis Umar di atas, an-Nawawi mengatakan,

فِي هَذَا الْحَدِيث : أَنَّ مَنْ تَرَكَ جُزْءًا يَسِيرًا مِمَّا يَجِب تَطْهِيره لَا تَصِحّ طَهَارَته وَهَذَا مُتَّفَق عَلَيْهِ

Dalam hadis ini terdapat kesimpulan bahwa orang yang meninggalkan sebagian anggota yang wajib dibasuh maka wudhunya tidak sah. Ini perkara yang disepakati. (Syarh Muslim karya an-Nawawi, 3/132).

Cincin Akik Menghalangi Wudhu

Semakna dengan keringnya anggota wudhu adalah adanya bagian anggota wudhu yang tertutupi benda tertentu, sehingga air tidak bisa mengenai permukaan kulit anggota wudhu itu.

An-Nawawi mengatakan,

إذا كان على بعض أعضائه شمع أو عجين أو حناء وأشباه ذلك فمنع وصول الماء إلى شيء من العضو لم تصح طهارته سواء أكثر ذلك أم قل

Apabila sebagian anggota wudhu tertutup cat atau lem, atau kutek atau semacamnya, sehingga bisa menghalangi air sampai ke permukaan kulit anggota wudhu, maka wudhunya batal, baik sedikit maupun banyak. (al-Majmu’ Syarh Muhadzab, 1/467).

Sebagaimana lem, cat, kutek dan yang lainnya, cincin akik yang menutupi bagian jari tangan sehingga tidak terkena air, bisa membatalkan wudhu. Ini bisa kita saksikan, ketika ada cincin akik yang besar, dipakai agak ketat sehingga menutupi permukaan kulit yang tertutupi akik.

Jika terjadi semacam ini, pemakai akik ketika wudhu, diharuskan memutar akiknya, memastikan seluruh permukaan jari tangannya terkena air. Dengan demikian, wudhunya sah.

Demikian, Allahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

via : blog.berdakwah.net

LINE : @ Islam [ User ID : @kbi6840i ]
islam-surga.blogspot.com


http://islam-surga.blogspot.com/2015/08/apakah-pemakai-akik-wudhunya-tidak-sah.html

Ketika Dilema & Galau Menanti Jodoh...


Ketika Dilema dan Galau Menanti Jodoh


Indahnya ketika akad telah dikumandangkan, berjuta doa membanjiri pasangan pasutri baru yang sedang dilanda asmara. Keharmonisan rumah tangga telah terbayang indah nan penuh warna. Euforia walimatul ‘urs semakin menambah suasana berbunga-bunga.

Menikah merupakan dambaan setiap insan manusia. Menikah juga tak hanya sarana menyalurkan cinta dan nafsu belaka tanpa menuai pahala dari Allah Ta’ala. Menjadi keluarga yang bahagia, penuh dengan rasa cinta dalam rumah tangga merupakan impian dan idaman. Sungguh indah bersanding dengan seorang yang didambakan. Maka tak heran jika ada yang memasang berlembar-lembar kriteria diajukan demi mendapatkan pasangan yang diimpikan.

Mematok seabrek kriteria bukanlah hal yang salah, karena setiap orang mengidamkan pasangan terbaik sebagai pasangan hidupnya demi kebahagiaan rumah tangga kelak. Namun, ingatlah bahwa kriteria-kriteria itu bukanlah harga mutlak. Karena tidak ada manusia yang sempurna di dunia. Layaknya matahari dan bulan, mereka sama-sama memiliki fungsi sendiri-sendiri. Bulan datang ketika malam tiba memberikan penerangan dalam kegelapan malam. Pun dengan matahari yang datang memberikan cahaya terbaiknya untuk menghangatkan bumi pertiwi.


Termotivasi dan berkeinginan menikah sampai mencapai level tertentu merupakan anugerah yang indah dari Allah Ta’ala. Dengan menyadari bahwa laki-laki dan perempuan merupakan kekuasaan-Nya, Allah Ta’ala berfirman,

وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. ” (QS. Ar-Ruum: 21).

Menikah adalah hal yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan kita berusaha untuk selalu mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِى فَلَيْسَ مِنِّى

“Barang siapa yang membenci sunnahku, maka ia bukanlah termasuk umatku.” (HR. Bukhari no.5063 dan Muslim no.1401).

Berharap pahala dari kehidupan rumah tangga, mendapat keturunan yang shalih dan shalihah. Menjadi taman untuk mendirikan syari’at agama pertama bagi anak-anaknya.

Janganlah keinginan menikah yang telah menghujam dalam hati sirna karena terlalu tingginya patokan kriteria yang diajukan. Jikalau ternyata tidak ditemukan yang sama dengan kriteria yang diinginkan, maka tidak boleh merugikan dirinya dengan menunda-nunda pernikahan demi menunggu dan mendapatkan yang sama persis dengan keinginannya. Sehingga ia tidak sadar dangan kondisinya sendiri yang telah berada pada ambang waktu untuk harus menikah. Sungguh hal yang sangat merugikan jika standar yang diinginkan tertalu tinggi malah menjadi duri bagi dirinya sendiri maupun orang-orang disekitarnya.

“Apabila engkau mendamba seorang yang berbudi tanpa cela, mungkinkah kiranya gaharu menebarkan wanginya tanpa asap?” (Majma’ Al-Hikam wal Amtsal fi Asy-Syi’r Al-‘Arabi).

Kalimat di atas telah menyadarkan dan mengajari kita, bahwa tidak mungkin seseorang akan mendapatkan pasangan yang sempurna tanpa cela. Oleh karenanya, buat apa menunda pernikahan karena terhalang sebuah kriteria selangit yang belum sesuai keinginan?

Seperti ungkapan yang sering didengar, “Apabila Anda tidak memiliki kualitas sebaik Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam, maka jangan terlalu berangan tinggi bahwa Anda akan mendapat istri seperti ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha. Bilamana Anda bukan seperti ‘Ali radhiyallahu ‘anhu, maka jangan terlalu bermimpi mendapatkan wanita sebagaimana Fathimah radhiyallahu ‘anha.”

Alangkah lebih baiknya ketika kita tidak terlalu neko-neko dalam menentukan kriteria calon pasangan kita. “Ketika kamu ingin mendapatkan yang shalih, maka shalihahkan dulu dirimu.”, begitu juga sebaliknya. Agar kita senantiasa sadar atas segala kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki. Tidak hanya menuntut namun berusahalah menjadi penurut bagi suami kita kelak.

1. Berusahalah menjadi pribadi yang senantiasa terus menerus memperbaiki diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih taat pada Allah serta Rasul-Nya.
Ingatlah janji Allah Ta’ala dalam firman-Nya. Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak akan mengingkari janji. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ أُولَئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ
وَرِزْقٌ كَرِيمٌ

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).” (QS. An-Nuur: 26).

2. Perbaiki niat
Tanyakan pada diri sendiri apakah tujuan anda menikah? Karena beribadah? Menunaikan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam? Menyalurkan hasrat kondrat manusiawi?

Pasti akan didapat jawaban yang berbeda-beda. Sesuai dengan apa tujuan mereka menikah. Namun Allah Ta’ala telah berfirman dalam kitab-Nya,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”(Qs. Adz-Dzariat: 56).

Terkandung manifestasi dari tujuan diciptakannya manusia di muka bumi ini, yaitu untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karenanya, sudah sepantasnya dalam melaksanakan segala amalan yang kita kerjakan tentulah akan berpulang pada tujuan awal.

3. Bekali diri dengan ilmu
Ketika bahtera rumah tangga telah melaju jauh, berkibar bak kapal pesiar yang akan terus berjalan mengarungi samudra kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan. Dalam sebuah perjalanan mengarungi samudra pastilah terdapat berbagai ritangan dan hambatan. Ombak yang datang menghantam, hujan, angin, dan badai yang kapan saja mengancam. Oleh karenanya, nahkoda kapal haruslah siap kapanpun rintangan itu datang menghadang. Mustahil seorang nahkoda dapat mengendalikan kapalnya tanpa berbekal ilmu. Begitu pula dengan kita yang sedang menanti pasangan yang diidamkan. Persiapakanlah diri dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat. Agar senantiasa lebih siap dan bijak dalam mempersiapkan rumah tangga yang diidamkan bersama pasangan.

Menikah sungguhnya sangat menjaga
Menjaga pandangan, hati, lisan, tangan dari yang diharamkan-Nya
Lalu menggunakan untuk meraih pahala dan keridhoan-Nya
Bentuk perilakunya sungguh sama
Pujian, sanjungan, sentuhan, perhatian, rindu, cinta
Namun jika tidak dimulai dengan ikatan agama
Semua perbuatan itu hanya akan berbuah luka
Bahagiakan diri dengan memulai dengan niat yang suci
Akad yang disaksikan Ilahi
Insya Allah keberkahan akan menghampiri

Semoga Allah Ta’ala mempermudah langkah kita untuk menuju ke jenjang pernikahan, mempertemukan kepada seseorang yang diidam-idamkan. Allahu a’lam


Penulis : Ummu Shafiyyah Lia Wijayanti Wibowo

DAKWAHIN YUK!

via : blog.berdakwah.net

LINE : @ Islam [ User ID : @kbi6840i ]
islam-surga.blogspot.com


http://islam-surga.blogspot.com/2015/08/ketika-dilema-galau-menanti-jodoh.html

Ketika Galau Memilih Jodoh...



Ketika Galau Memilih Jodoh...

Janganlah keinginan menikah yang telah menghujam dalam hati sirna karena terlalu tingginya patokan kriteria yang diajukan. Jikalau ternyata tidak ditemukan yang sama dengan kriteria yang diinginkan, maka tidak boleh merugikan dirinya dengan menunda-nunda pernikahan demi menunggu dan mendapatkan yang sama persis dengan keinginannya. Sehingga ia tidak sadar dangan kondisinya sendiri yang telah berada pada ambang waktu untuk harus menikah. Sungguh hal yang sangat merugikan jika standar yang diinginkan tertalu tinggi malah menjadi duri bagi dirinya sendiri maupun orang-orang disekitarnya.

“Apabila engkau mendamba seorang yang berbudi tanpa cela, mungkinkah kiranya gaharu menebarkan wanginya tanpa asap?” (Majma’ Al-Hikam wal Amtsal fi Asy-Syi’r Al-‘Arabi).

Kalimat di atas telah menyadarkan dan mengajari kita, bahwa tidak mungkin seseorang akan mendapatkan pasangan yang sempurna tanpa cela. Oleh karenanya, buat apa menunda pernikahan karena terhalang sebuah kriteria selangit yang belum sesuai keinginan?

Seperti ungkapan yang sering didengar, “Apabila Anda tidak memiliki kualitas sebaik Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam, maka jangan terlalu berangan tinggi bahwa Anda akan mendapat istri seperti ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha. Bilamana Anda bukan seperti ‘Ali radhiyallahu ‘anhu, maka jangan terlalu bermimpi mendapatkan wanita sebagaimana Fathimah radhiyallahu ‘anha.”

Alangkah lebih baiknya ketika kita tidak terlalu neko-neko dalam menentukan kriteria calon pasangan kita. “Ketika kamu ingin mendapatkan yang shalih, maka shalihahkan dulu dirimu.”, begitu juga sebaliknya. Agar kita senantiasa sadar atas segala kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki. Tidak hanya menuntut namun berusahalah menjadi penurut bagi suami kita kelak.

@Berdakwah

LINE : @ Islam [ User ID : @kbi6840i ]
islam-surga.blogspot.com


http://islam-surga.blogspot.com/2015/08/ketika-galau-memilih-jodoh.html

BALASAN KEBAIKAN ADALAH KEBAIKAN



BUAH KEBAIKAN

Pada suatu hari ada seorang pemabuk yang mengundang sekelompok sahabatnya. Mereka pun duduk, kemudian si pemabuk memanggil budaknya, lalu ia menyerahkan empat dirham kepada pembantunya dan menyuruhnya agar membeli buah-buahan untuk teman-temannya tersebut. Di tengah-tengah perjalanan, si pembantu melewati seseorang yang zuhud, yaitu Manshur bin Ammar. Beliau berkata, “Barangsiapa memberikan empat dirham kepadanya. Selanjutnya Manshur bin Ammar bertanya, “Doa apa yang Anda inginkan?” Lalu ia menjawab, “Pertama, saya mempunyai majikan yang bengis. Saya ingin dapat terlepas darinya. Kedua, saya ingin Allah Subhanahu wa Ta’ala menggantikan empat dirham untukku. Ketiga, saya ingin Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima taubat majikan saya. Keempat, saya ingin Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan ampunan untukku. Ketiga, saya ingin Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima taubat majikan saya. Keempat, saya ingin Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan ampunan untukku, untuk majikanku, untukmu, dan orang-orang yang hadir di sana.” Kemudian Manshur mendoakannya.

Pembantu itu pun berlalu dan kembali kepada majikannya yang gemar menghardiknya. Majikannya bertanya kepadanya, “Mengapa kamu terlambat dan mana buahnya?” Lantas ia menceritakan bahwa ia telah bertemu sang ahli zuhud bernama Manshur dan bagaimana ia telah memberikan empat dirham kepadanya sebagai imbalan empat doa. Maka, amarah sang majikan pun redam. Ia bertanya, “Apa yang engkau mohonkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala?” Ia menjawab, “Saya mohon untuk diriku agar saya dibebaskan dari perbudakan.” Lantas majikannya berkata, “Sungguh, saya telah memerdekakanmu. Kamu sekarang merdeka karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Apa doamu yang kedua?” Ia menjawab, “Saya memohon agar Allah Subhanahu wa Ta’ala menggantikan empat dirham buatku.” Majikannya berkata, “Bagimu empat dirham. Apa doamu yang ketiga?” Ia menjawab, “Saya memohon agar Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima taubatmu.” Lantas si majikan menundukkan kepalanya, menangis, dan menyingkirkan gelas-gelas arak dengan kedua tangannya dan memecahkannya. Lalu ia berkata, “Saya bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Saya tidak akan mengulanginya lagi selamanya. Lalu apa doamu yang keempat?” Ia menjawab, “Saya memohon agar Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan ampunan untukku, untukmu, dan orang-orang yang hadir di sini.” Sang majikan berkata, “Yang ini bukan wewenangku. Ini adalah wewenang Dzat Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Ketika sang majikan tidur pada malam harinya, ia mendengar suara yang mengatakan, “Engkau telah melakukan apa yang menjadi wewenangmu. Sungguh, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan ampunan kepadamu, si pelayan, Manshur bin Ammar, dan semua orang-orang yang hadir.”

Sumber: Hiburan Orang-orang Shalih, 101 Kisah Segar, Nyata dan Penuh Hikmah, Pustaka Arafah Cetakan 1

Artikel KisahMuslim.com

LINE : @ Islam [ User ID : @kbi6840i ]

islam-surga.blogspot.com


http://islam-surga.blogspot.com/2015/08/balasan-kebaikan-adalah-kebaikan.html