5 Orang yang Mendapat Jaminan Allah
Berbahagialah lima golongan ini. Mereka mendapatkan jaminan
dari Allah. Anda pun, bisa masuk dalam lima golongan ini dan mendapat jaminan
Allah. Setidaknya, masuk dalam tiga golongan di antaranya, karena tiga golongan
tersebut relatif lebih mudah dipenuhi kriterianya di zaman sekarang.
عَنْ مُعَاذٍ قَالَ عَهِدَ
إِلَيْنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي خَمْسٍ مَنْ
فَعَلَ مِنْهُنَّ كَانَ ضَامِنًا عَلَى
اللهِ : مَنْ عَادَ مَرِيضًا
، أَوْ خَرَجَ
مَعَ جَنَازَةٍ ، أَوْ خَرَجَ
غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللهِ
، أَوْ دَخَلَ
عَلَى إِمَامٍ يُرِيدُ بِذَلِكَ
تَعْزِيرَهُ وَتَوْقِيرَهُ ، أَوْ قَعَدَ
فِي بَيْتِهِ فَيَسْلَمُ النَّاسُ مِنْهُ وَسَلِمَ
Dari Mu’adz, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam menjanjikan lima perkara yang siapa bisa mengerjakannya maka ia
mendapat jaminan dari Allah: yakni menjenguk orang sakit, mengantar jenazah,
pergi berperang di jalan Allah, menemui imam untuk mendukung kepemimpinannya,
atau tinggal di rumahnya sehingga orang lain selamat darinya dan ia selamat
dari orang lain. (HR. Ahmad, Thabrani, Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah)
Apa yang dimaksud jaminan dari Allah? Dalam Mu’jamul Ausath
diriwayatkan dengan tambahan “an yudkhilal jannah” yang artinya adalah
dimasukkan ke dalam surga.
1. Menjenguk orang sakit
Menjenguk orang sakit adalah perbuatan mulia untuk memenuhi
salah satu hak saudara muslim. Orang sakit yang dijenguk saudaranya, ia akan
merasa bahagia dan termotivasi untuk sembuh. Meskipun yang datang tidak membawa
apa-apa, orang yang dijenguk umumnya sudah senang. Menjenguk orang sakit bisa
dilakukan di segala zaman tanpa ada kendala. Baik di zaman Rasulullah maupun di
zaman kita.
2. Mengantar jenazah
Ini juga salah satu hak muslim. Ketika ia meninggal, ia
memiliki hak untuk diurusi jenazahnya dan diantar hingga ke pemakamannya. Jika
menjenguk orang sakit lebih longgar waktunya, mengantar jenazah tentu
disesuaikan dengan waktu pemakamannya. Di zaman sekarang, terutama di kota-kota
besar, pengantar jenazah pada jam kerja sering kali jumlahnya tidak banyak
karena alasan banyak orang terhalang oleh pekerjaan.
3. Perang di jalan Allah
Amal ketiga ini jauh lebih berat daripada empat amal
lainnya. Di zaman Rasulullah dan kekhilafahan Islam, perang fi sabilillah
sering ditemui sehingga kesempatan berjihad terbuka luas. Di zaman sekarang,
perang fi sabilillah lebih sulit ditemui kecuali di negeri-negeri yang dijajah
oleh orang-orang kafir seperti Palestina, atau dizalimi oleh syiah seperti
Suriah.
4. Menemui imam untuk mendukung kepemimpinannya
Di zaman khulafaur rasyidin dan kekhilafahan Islam
setelahnya, seorang khalifah dibaiat oleh umat atau perwakilan umat. Maka kaum
muslimin berlomba-lomba untuk bertemu khalifah dan membaiatnya. Di zaman
sekarang, terutama di Indonesia yang bukan negara Islam, agaknya amal ini belum
bisa dilakukan.
5. Tinggal di rumah, tidak mengganggu orang lain
Seperti amal pertama dan kedua, amal kelima ini masih mudah
dilakukan di zaman sekarang. Tinggal di rumah sehingga orang lain selamat
darinya dan ia selamat dari orang lain bukan berarti menutup diri dan tidak
bergaul dengan masyarakat. Ia tetap berinteraksi dengan masyarakat, ia tetap
keluar untuk shalat berjamaah, ia juga tetap mencari nafkah. Hanya saja,
seperti dijelaskan dalam riwayat yang lain: lam yaghtab insaanaa (ia tidak
meng-gosip orang lain). Lebih luasnya, ia tidak berbuat gosip dan juga tidak mencelakai
orang lain baik dengan lisan maupun dengan perbuatannya.
Wallahu a’lam bish shawab.
sumber : Berdakwah
LINE : @ Islam [ User ID : @kbi6840i ]
Tidak ada komentar :
Posting Komentar